Kampung Macassar di Afrika Selatan Merupakan Peran dari Syekh Yusuf Al Makassari

Editor: Taufik

AFRIKA SELATAN (AL WASHLIYAH.ID)- Mungkin, tak banyak yang tahu bahwa di negara Afrika Selatan itu ada sebuah kampung bernama Macassar. Kampung tersebut tepatnya berada di salah satu kota terbesar di Afrika Selatan, yakni Cape Town. Kisah keberadaan Kota Macassar tersebut tak terlepas dari peran seorang ulama besar dari Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan. 

Ya, dia adalah Tuan Syekh Yusuf Al Makassari. Membanggakan lagi, Tuan Syekh Yusuf Al Makassari telah diangkat menjadi Pahlawan Nasional di sana. Keberangkatan Tuan Syekh Yusuf Makkasari ke Afrika Selatan, menurut literasi dibaca Ketua PW Al Washliyah Sumut, Dr Dedi Iskandar Batubara, bahwa beliau sengaja dibuang oleh Belanda pada saat itu. 


"Tuan Syekh Yusuf Al Makassari dibuang dari Makassar oleh Belanda pada tahun 1694 bersama 49 pengikut dan keluarganya. Dan Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT, Tuan Syekh Yusuf Al Makassari bisa mengambangkan Islam di sana sehingga sekarang kampung tersebut disebut Kampung Macassar," ujar Dedi Iskandar Batubara usai berziarah ke makam Tuan Syekh Yusuf Al Makassari lewat pesan singkatnya ke kru AL WASHLIYAH.ID, kemarin. 

Manariknya lagi, lanjut Dedi Iskadar Batubara yang juga anggota DPD RI Perwakilan Sumut ini, kampung Macassari itu dihuni oleh dzuriyat Tuan Syekh Yusuf Al Makassari yang masih ada hingga sekarang ini. 

"Subhanallah, saya terkesima, karena ada sekitar 500.000 jiwa muslim Afrika Selatan keturunan Makassar dan Tidore tinggal dan sudah menjadi warga negara di sana," sebut Dedi Iskandar yang sempat mengirim foto-foto saat berdoa di makam tuan Syekh Yusuf Al Makassari. 


Atas postingan Dedi Iskandar Batubara, puluhan komentar berseliwuran di media sosial. "Subhanallah...saya hanya bisa selalu terkesima lihat perjalanan buya yang selalu kunker/study banding keliling eropa, bisa di bilang wisata religi. Saya selalu bangga dan hormat sama buya, walaupun...............ke saya...," tulis salah satu komentar. 

Sejarah singkat Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani (3 Juli 1626 – 23 Mei 1699) adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga digelari Tuanta Salamaka ri Gowa ("tuan guru penyelamat kita dari Gowa") oleh pendukungnya di kalangan rakyat Sulawesi Selatan.


Syekh Yusuf lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan Abadin Tadia Tjoessoep atau Muhammad Yusuf, suatu nama yang diberikan oleh Sultan Alauddin (berkuasa sejak 1593 - wafat 15 Juni 1639, penguasa Gowa pertama yang muslim), raja Gowa, yang juga adalah kerabat ibu Syekh Yusuf.

Kembali dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten dan Aceh. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten. Di Aceh, Syekh Yusuf berguru pada Syekh Nuruddin Ar-Raniri dan mendalami tarekat Qadiriyah.



Pada tahun 1644, Syech Yusuf menunaikan ibadah haji dan tinggal di Mekkah untuk beberapa lama, dimana Ia belajar kepada ulama terkemuka di Mekkah dan Madina. Syekh Yusuf juga sempat mencari ilmu ke Yaman, berguru pada Syekh Abdullah Muhammad bin Abd Al-Baqi, dan ke Damaskus untuk berguru pada Syekh Abu Al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al-Khalwati Al-Quraisyi. Syech Yusuf mempelajari Islam sekitar 20 tahun di Timur Tengah.

Masa perjuangannya, ketika Kesultanan Gowa mengalami kalah perang terhadap Belanda, Syekh Yusuf pindah ke Banten dan diangkat menjadi mufti di sana. Pada periode ini Kesultanan Banten menjadi pusat pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari berbagai daerah, termasuk 400 orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai.

Ketika pasukan Sultan Ageng dikalahkan Belanda tahun 1682, Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Srilanka pada bulan September 1684. (Tim)

Share:
Komentar

Berita Terkini